Kegiatan Diskusi Komunikatif KSPTP (DISKOTIK) telah dilaksanakan dengan baik, tepatnya pada tanggal 02 April 2016 di Kandang Sapi Perah (KSPTP) Fakultas Peternakan UNPAD. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat, khususnya mahasiswa Fakultas Peternakan dalam menanggapi permasalahan yang terjadi pada dunia peternakan terutama ternak perah.
Materi diskusi kali ini membahas mengenai Swasembada Susu dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2016, dengan pembicara Raka Rahmatulloh. Berikut sebagian besar bahasan yang disajikan.
Indonesia dapat menghasilkan susu sebanyak 1600 ton/hari dari peternakan rakyat atau menghasilkan 2,6 triliun/tahun. Susu yang dihasilkan tersebut hanya dapat memenuhi kebutuhan susu masyarakat Indonesia sekitar 16-20% saja, sedangkan 80-84% kebutuhan susu masyarakat Indonesia diperoleh dengan cara impor dari beberapa negara, diantaranya New Zealand, Amerika Serikat, Belanda, Australia, dan Perancis.
Dilihat dari jumlah penduduk Indonesia yaitu sekitar 200 juta penduduk, tingkat konsumsi susunya termasuk terendah jika dibandingkan dengan tingkat konsumsi susu di negara ASEAN lainnya. Rendahnya tingkat konsumsi susu tersebut banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain edukasi masyarakat masih kurang, faktor ekonomi, serta faktor kebiasaan masyarakat dalam minum susu.
Materi diskusi kali ini membahas mengenai Swasembada Susu dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2016, dengan pembicara Raka Rahmatulloh. Berikut sebagian besar bahasan yang disajikan.
Indonesia dapat menghasilkan susu sebanyak 1600 ton/hari dari peternakan rakyat atau menghasilkan 2,6 triliun/tahun. Susu yang dihasilkan tersebut hanya dapat memenuhi kebutuhan susu masyarakat Indonesia sekitar 16-20% saja, sedangkan 80-84% kebutuhan susu masyarakat Indonesia diperoleh dengan cara impor dari beberapa negara, diantaranya New Zealand, Amerika Serikat, Belanda, Australia, dan Perancis.
Dilihat dari jumlah penduduk Indonesia yaitu sekitar 200 juta penduduk, tingkat konsumsi susunya termasuk terendah jika dibandingkan dengan tingkat konsumsi susu di negara ASEAN lainnya. Rendahnya tingkat konsumsi susu tersebut banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain edukasi masyarakat masih kurang, faktor ekonomi, serta faktor kebiasaan masyarakat dalam minum susu.
Indonesia sebenarnya masih kurang persiapan dalam menghadapi MEA jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Ditinjau dari segi persusuan, di Indonesia masih banyak permasalahan yang dapat menghambat swasembada susu untuk menghadapi MEA, antara lain sebagai berikut.
- Musim kemarau panjang.
- Penyempitan lahan.
- Pemikiran peternak rakyat dalam memelihara ternak perah masih sebatas untuk memenuhi kebutuhan sekarang (belum ada keinginan untuk membuat usaha peternakan ternak perahnya berkembang).
- Tidak semua peternak rakyat mengikuti dan menjalankan proram pelatihan dari pemerintah untuk meningkatkan produksi susu.
- Harga susu masih rendah.
- Pengeluaran lebih besar dari pendapatan yang diterima peternak.
Adapun beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk menangani masalah-masalah tersebut diantaranya adalah sebagai berikut.
- Impor bibit unggul sapi perah.
- Pemerataan proyek selain di Pulau Jawa, sehingga diharapkan dapat meningkatkan produksi susu Indonesia.
- Mahasiswa dan sarjana/lulusan peternakan ikut ambil bagian untuk turun langsung ke dunia peternakan.
- Pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB) dan Transfer Embrio (TE) secara bersamaan dilakukan pada ternak betina.
- Merubah pola piket peternak.
- Penentuan harga susu jelas sesuai dengan mutu/kualitas susu yang telah ditentukan pemerintah.
- Semua pihak (pemerintah, peternak, konsumen) ikut terlibat dalam mendukung pelaksanaan swasembada susu.
Mari selalu dukung kegiatan yang dapat membuat dunia peternakan Indonesia maju, serta menangani permasalahannya yang ada.
Semoga informasi dan ilmu tersebut dapat berguna untuk dunia peternakan, terutama untuk mendukung Program Swasembada Susu di Indonesia untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Tunggu kegiatan diskusi selanjutnya ya!
Semoga informasi dan ilmu tersebut dapat berguna untuk dunia peternakan, terutama untuk mendukung Program Swasembada Susu di Indonesia untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Tunggu kegiatan diskusi selanjutnya ya!




Keren keren
BalasHapusIkuti terus kegiatan diskotik ya! Jangan sampai ketinggalan😊
Hapus